MENJELANG Lebaran seperti sekarang ini, tak sedikit para pemudik yang mulai berkendara pada malam hari menuju kampung halaman.
Tak ada yang salah memang dengan aktivitas itu, namun patut dipahami bahwa banyak efek yang akan dirasakan tubuh bila mengemudi sambil begadang.
Tak hanya memangkas waktu istirahat tubuh secara biologis, begadang juga berpotensi menurunkan tinggat kesadaran dan kewaspadaan.
Hello sehat menulis, jam biologis dikenal sebagai ritme sirkadian yang mengikuti segala perubahan pada aktivitas fisik, mental, dan perilaku manusia dalam siklus 24 jam.
Selain diatur oleh faktor alami di dalam tubuh manusia, seperti saraf suprachiasmatic (SCN) pada otak, biasanya ritme ini dipengaruhi oleh kondisi lingkungan.
Pada jam 00.00–02.59, perubahan hormon pada tubuh mengirimkan sinyal pada otak bahwa sudah saatnya kamu tidur dan beristirahat. Hormon melatonin akan diproduksi semakin banyak sehingga kamu akan merasa lebih lelah dan mengantuk.
Otak juga akan membersihkan diri dari racun dan sisa-sisa zat yang tertimbun seharian penuh akibat berpikir keras seharian penuh. Seluruh informasi yang kamu terima hari itu juga akan disimpan otak ke dalam memori jangka pendek dan jangka panjang.
Selain itu, sebaiknya menghindari makan atau minum pada jam ini karena usus sedang menjalani proses pembersihan atau detoksifikasi.
Sementara pada jam 03.00 – 05.59, suhu tubuh akan mencapai titik terendah. Hal ini terjadi karena energi akan dialihkan dari menghangatkan badan ke fungsi penting lainnya seperti memperbaiki kulit atau melawan infeksi.
Tubuh kamu masih terus memproduksi hormon melatonin, tetapi akan segera berkurang menjelang pagi hari.
Sementara waktu tidur yang ideal pada usia dewasa (26–64 tahun) menukil Tribun kesehatan adalah 7 hingga 9 jam setiap harinya.
Seperti ditulis laman Alodokter, efek mengantuk akibat begadang dan kurang tidur dapat menurunkan kemampuan bereaksi spontan dalam berkendara, serupa dengan perilaku orang mabuk akibat minuman beralkohol. Hal itu tentunya memicu potensi kecelakaan lalu lintas.
Padahal reaksi spontan dan waspada diperlukan pengendara, terutama yang berkendara pada malam hari. Terlebih Anda harus awas dan berhitung pada 6 titik potensi bahaya saat berkendara.
Dalam laman Vemale bahkan pernah diceritakan seorang wanita yang karena kelelahan, lalu berkendara sambil tertidur sejauh 300 km, hingga akhirnya mobilnya terperosok di sisi jalan.
Begadang atau kurang tidur saat berkendara, dalam pandangan Jusri Pulubuhu tentunya akan berdampak pada beragam akibat.
Dalam kamus KBBI daring, kata persepsi merupakan pengertian dari tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu atau juga bisa bermakna serapan.
Itu mengartikan bahwa pengemudi yang mengendarai kendaraannya saat begadang berpotensi lambat merefleks ketika ada kejadian spontan.
Kemudian efek lain terkait waktu reaksi motorik yang melambat. Tentunya ini sangat berbahaya jika Anda berkendara dalam kecepatan tinggi.
Saat begadang, pastinya juga mengalami rasa kantuk karena faktor jam biologis. Padahal, saat berkendara, kamu butuh konsentrasi dengan fisik yang fit.
Selain itu, dengan kondisi itu tentunya kamu akan rentan pada emosi yang kurang stabil. Efeknya tentu akan merubah cara berkendara kamu yang tentunya membuat potensi kecelakaan semakin terbuka.
Begadang saat berkendara tentunya juga akan membuat kamu cepat lelah, karenanya disarankan jangan dipaksakan.
Berhentilah pada kedai makanan atau cafe, sekedar untuk istirahat sejenak atau menyesap kopi. Pahami pula durasi berkendara yang idealagar stamina kamu tak terkuras.
Sumber : hellosehat / vemale / tribun / beritagar
0 Komentar