KITA bertemu dengan hari jumat, tanggal 13 lagi. Bagi yang percaya, ini sering disangkutkan dengan hal mistis, seram, horor atau kesialan.
Mitos tentang “Friday the 13th” langsung terbayang hari ini karena tepat jatuh di hari Jumat tanggal 13.
Di Indonesia, mitos tersebut mungkin tak terlalu dipedulikan namun di negara-negara barat sampai dianggap sebagai tanda kesialan.
Bahkan sampai-sampai ada gangguan psikologis yang menyebabkan seseorang takut setiap kali menghadapi Jumat bertanggal 13.Fobia seperti ini dikenal dengan sebutan paraskavedekatri atau friggatriskaidekaphobia. Fobia pada angka 13 disebut Triskaidekaphobia.
Sejak kapan mitos Friday the 13th mulai dipercayai masyarakat tak ada yang tahu pasti.
Namun, mungkin hal tersebut ada kaitannya dengan sejarah masa lalu yang menyebutkan bahwa tamu ke-13 dalam Jamuan Makan Malam Terakhir akhirnya berkhianat kepada Jesus. Pada abad pertengahan, Jumat bertanggal 13 dianggap tanda kesialan.
Kepercayaan semacam ini yang menghubungkan pengaruh angka-angka terhadap kehidupan dan lingkungan sering disebut numerologi.
Di zaman modern saat ini numerologi bagian dari parasains, seperti halnya astrologi yang dihitung berdasarkan posisi bintang. Para pakar matematika umumnay mengabaikan numerologi karena nggak dapat dijelaskan secara ilmiah.
“Saya nggak sepenuhnya menolak,” kata Mario Livio, ahli astrofisika yang menulis buku “The Equation That Cpuldn’t Be Solved” terbitan Simon &Schuster tahun 2005.
Dengan mempelajari angka, Phytagoras berhasil mengungkap rahasia segitiga.
Kadang-kadang, hubungan angka-angka dengan peristiwa muncul jika diperhatikan dengan seksama. Bahkan pengikut Phytagoras berupaya semaksimal mungkin mengombinasikan hubungan angka-angka tersebut untuk mengungkap rahasia kehidupan.
0 Komentar