Inspiratif ; Tadashi Yanai, Sukses Bangun UNIQLO dari Toko Kecil

SIAPA yang tidak tahu UNIQLO? Merek pakaian asal Jepang ini sudah dikenal di Tanah Air, khususnya oleh anak muda. Produk ini juga sangat mudah ditemui di pusat perbelanjaan yang ada di Indonesia.

Di balik kesuksesan UNIQLO saat ini, ada tangan dingin Tadashi Yanai. Pria kelahiran 7 Februari 1949 itu berhasil membangun UNIQLO yang pada saat itu hanya sebuah toko kecil. Kini, tak hanya Uniqlo, Tadashi Yanai kini tercatat sebagai CEO Fast Retailing yang melingkupi merek-merek seperti Uniqlo, GU, dan Link Theory Holdings. 

1. Tadashi dibesarkan di toko pakaian milik orang tuanya

Pria 72 tahun itu dibesarkan di sebuah toko pakaian milik orang tuanya yang berada di kawasan prefektur Yamaguchi, Jepang.

Dilansir dari successstory.com, Tadashi lulus dari Universitas Waseda, Tokyo, pada 1971. Usai lulus, Tadashi menekuni bisnis pakaian dan peralatan dapur di supermarket Jusco.

Tidak lama setelah itu, Tadashi kemudian ikut bergabung dengan bisnis ayahnya. Seiring berjalannya waktu, Tadashi akhirnya mendirikan toko pakaian bernama UNIQLO pada 1984 di Hiroshima.

Tadashi tidak menyangka jika bisnisnya mampu berkembang dengan cepat. Hingga akhirnya pada 1994, atau 10 tahun kemudian, UNIQLO melakukan IPO atau melakukan pencatatan saham perdana di pasar modal.

2. Tadashi dikenal sebagai sosok dermawan

Kerja kerasnya membuat dia bisa tinggal di sebuah rumah seharga 50 juta dolar AS di Tokyo, Jepang. Selain itu, dia juga memiliki dua lapangan golf di Hawaii.

Yanai juga dikenal sebagai sosok dermawan. Dia pernah menyumbang sekitar satu miliar yen Jepang pada Maret 2011 untuk korban gempa Sendai. Yanai juga telah menerbitkan sebuah buku berjudul Throw Away Your Success in a Day pada 2009.

3. Berharta Rp623 triliun

Dilansir dari Forbes, Tadashi memiliki harta sebesar 43,3 miliar dolar AS atau setara Rp623 triliun (kurs Rp14.398). Berdasarkan catatan Fobres, kekayaan Tadashi turun sebanyak 813 juta dolar AS. Dia merupakan orang terkaya Jepang saat ini.

Yanai punya cita-cita besar bahwa di masa mendatang bisnis ritel pakaiannya mampu melampaui merek H&M dan Inditex.

(*)

Sumber : Forbes | IDN Times

Komentar

0 Komentar