Logo-Beplus-landscapev2 PUTIH life is motionLogo-Beplus-landscapev2 PUTIH life is motionLogo-Beplus-landscapev2 PUTIH life is motionLogo-Beplus-landscapev2 PUTIH life is motion
  • BERANDA
  • PRODUK
  • VIDEOS
  • STUDIO
  • LAYANAN
    • VIDEO PROFIL & DOKUMENTASI
    • LIVE STREAMING BATAM MULTI CAMERA
    • KELOLA SOSIAL MEDIA
  • KONTAK
  • TENTANG KAMI
  • BLOG
Kesedihan Penggali Makam Jenazah Covid-19: Kadang Kami Menangis Mengubur Bayi
6 Desember 2020
Setahun Pandemi: Kekerasan Berbasis Gender Online Meningkat Pesat
8 Juli 2021

Virus Corona Sudah Melanda Sejak 20 Ribu Tahun Silam

29 Juni 2021
Kategori
  • KEHIDUPAN
Tags
  • Corona virus
  • Covid-19
  • Dunia
0
SEBARAN
BagikanTweetWhatsapp

PANDEMI COVID-19 yang melanda masyarakat dunia belum juga berakhir semenjak satu tahun yang lalu, bahkan terus menjatuhkan banyak korban setiap harinya.

Di Indonesia sendiri, pandemi COVID-19 kembali mencapai angka belasan ribu bahkan hampir menyentuh angka dua puluh ribu per harinya.

Dan tahukah kalian kalau COVID-19 bukan lah satu-satunya virus corona yang pernah menyerang masyarakat dunia?

Yap, dalam kurun waktu 20 tahun dunia telah menghadapi serangan wabah yang disebabkan virus corona, termasuk SARS, MERS dan yang paling baru adalah COVID-19.

Hasil penelitian terbaru memberikan fakta yang cukup mencengangkan. Menurut sekelompok peneliti dari Australia dan Amerika Serikat, manusia mungkin telah menghadapi penyakit sejenis virus corona ini semenjak ribuan tahun yang lalu.

Para peneliti menemukan bukti bahwa epidemi virus corona mewabah Asia Timur semenjak lebih dari 20 ribu tahun yang lalu.

Seperti yang dilaporkan CNN International, penelitian ini diterbitkan dalam jurnal ilmiah Current Biology pada Kamis, (24/06) waktu setempat.

Dalam studi tersebut, peneliti mempelajari genom dari 2500 orang lebih yang berasal dari 26 populasi berbeda di dunia.

Mereka pun menunjukkan interaksi paling awal antara genom manusia dengan virus corona yang ternyata meninggalkan jejak pada DNA orang modern Asia Timur.

Yassine Souilmi, selaku penulis utama studi ini menyatakan bahwa genom yang mereka pelajari mengandung informasi evolusioner tentang manusia hingga ratusan ribu tahun yang lalu.

Cara kinerja virus adalah dengan membuat salinan dari diri mereka sendiri, tapi mereka tak memiliki alat sendiri untuk berduplikasi.

“Jadi virus ini benar-benar bergantung pada sebuah host, dan inilah alasan mengapa mereka menyerang sebuah host dan membajak mesin milik host itu untuk membuat salinan dari virus tersebut,” jelas Souilmi.

Pembajakan sel manusia ini meninggalkan jejak sehingga bisa diteliti dan dideteksi para peneliti, ini juga menunjukkan bukti nyata bahwa nenek moyang kita pernah terpapar dan beradaptasi dengan virus corona.

Para peneliti menemukan sinyal genetik terkait virus corona pada lima populasi berbeda dari China, Jepang dan Vietnam.

Karena data yang tak tersedia dari kawasan lain, tak menutup kemungkinan bahwa Epidemi bisa saja menyebar lebih jauh di luar negara-negara ini.

Studi menyebutkan bahwa kelompok yang terpapar virus telah mengembangkan mutasi untuk melindungi mereka dari virus corona. Mereka yang bermutasi memiliki keunggulan dalam bertahan hidup.

Ini artinya, orang-orang yang bertahan hidup banyak yang sudah bermutasi. “Dalam jangka waktu yang lama, dan selama paparan terjadi, ini meninggalkan jejak yang sangat jelas dalam genom keturunan mereka,” kata Souilmi.

“Dan jejak inilah yang sebenarnya kami gunakan untuk mendeteksi epidemi serta waktu terjadinya epidemi kuno ini,” tambahnya.

Virus corona terjadi secara terpisah di berbagai wilayah dan menyebar ke seluruh Asia timur sebagai epidemi.

Para ilmuwan ini masih belum mengetahui bagaimana epidemi melanda orang purba, entah itu musiman, atau secara terus menerus seperti COVID-19 sekarang.

(*/jar)

Komentar

0 Komentar

Sebarkan
1
Ilham Kurnia
Ilham Kurnia
Admin Beplus Indonesia - "Life is Motion"

Artikel lainnya

22 Oktober 2022

3 KK Di Sekenah Dengan Listrik Dari Matahari | Traling, Pulau yang Ditinggalkan Penduduknya (2)


Lebih lengkap
30 September 2022

Traling, Pulau Kecil Yang Ditinggalkan Penduduknya (1)


Lebih lengkap
8 Juli 2021

Varian Alpha, Beta, Gamma, Delta, Kappa | Fakta Mutasi Covid-19


Lebih lengkap

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Temui Kami di Jejaring Sosial

Beplus Indonesia
@beplusindonesia
Domu
Beplus Indonesia

Kontak Kami

beplusindonesia@gmail.com

+627784162870

Kebijakan

Term & Condition
Disclaimer

Alamat

PT Beplus Visual Kreasi
The Central Sukajadi, Batam, Kepulauan Riau 29445
Indonesia
PT Beplus Visual Kreasi. © 2017-2024