SEA Insights, unit kerja SEA yang berfokus pada penelitian dan kebijakan publik merilis hasil studi mengenai digitalisasi pada unit usaha mikro kecil menengah (UMKM) Indonesia.
Salah satu data yang muncul dari studi tersebut, yaitu di masa new normal, para pelaku usaha mulai beradaptasi untuk meningkatkan penjualan dengan beralih ke e-commerce.
Secara lebih detail, SEA Insights menyatakan bahwa 45 persen pelaku usaha muda berjualan lebih aktif di platform e-commerce, dan satu dari lima adalah pengguna baru e-commerce.
Pelaku usaha ini meliputi industri rumahan dan student entrepreneur yang membantu ekonomi keluarga, dalam sektor retail, pertanian maupun kesehatan.
Pelaku usaha di sektor kesehatan cenderung menjual masker dan hand sanitizers melalui e-commerce untuk pertama kalinya. Petani juga menggunakan e-commerce untuk pertama kalinya dalam menjangkau konsumennya selama pandemi COVID-19.
“Penelitian kami juga menunjukkan bahwa pendapatan rata-rata UMKM Indonesia yang mengadopsi e-commerce meningkat lebih dari 160 persen dan peningkatan produktivitas 110 peren,” ujar Pandu P Sjahrir, Presiden Komisaris Sea Group saat memaparkan tantangan pelaku UMKM saat berjualan di e-commerce dalam konferensi pers beberapa waktu lalu.
Sayangnya, kurangnya pengetahuan untuk menggunakan media digital, serta akses internet yang mahal dan tidak bisa diandalkan.
Sebagai informasi, studi oleh Sea Insights ini bertajuk “Data Digitalisasi Selamatkan UMKM Indonesia” yang didukung oleh Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah.
Survei ini dijalankan kepada 20.000 anak muda usia 16 hingga 35 tahun, 2.200 diantaranya adalah pelaku usaha serta dilakukan melalui platform Garena dan Shopee selama periode Juni 2020, selaku anak perusahan dari SEA.
(*)
0 Komentar