BEBERAPA hari setelah Hari Ayah Internasional yang jatuh pada hari Minggu (17/6) lalu, mantan atlet sepak bola, David Beckham (43), menuangkan makna menjadi seorang ayah pada sebuah esai bebas di situs Men’s Health.
Beckham yang merupakan ayah dari empat orang anak, Brooklyn Beckham, Romeo Beckham, Cruz Beckham, dan Harper Seven Beckham.
Ia memahami bahwa menjadi seorang ayah tidak selalu mudah.
Dia pernah mengatakan bahwa salah satu alasan dirinya mundur dan pensiun sebagai pesepak bola dunia adalah ingin beristirahat ketika kariernya sedang berada dipuncak dan menghabiskan waktu bersama keempat anaknya.
Terbukti benar bahwa setelah pensiun, Beckham memang lebih senang mengurus anak-anaknya. Selain itu, dia juga aktif sebagai duta UNICEF.
Pada Maret 2018 kemarin, Beckham sempat mengunjungi Indonesia untuk menunaikan tugas sosial memberantas penindasan atau bullying di antara siswa sekolah.
Dia juga sempat berkunjung ke Semarang, Jawa Tengah, dalam rangka kunjungan untuk program 7 Fun for Unicef yang menolong anak-anak terlantar dan kekurangan untuk memiliki kehidupan lebih baik.
Caranya dengan memberikan dukungan agar mereka berani bersuara dan memberikan perlindungan dari kekerasan. Tujuannya supaya anak-anak Indonesia memiliki semangat dan kesempatan untuk memanfaatkan potensi masing-masing.
“Ketika saya berada di Semarang, saya bertemu dengan sekelompok ayah. Mereka datang bersama anak-anak mereka. Kami membicarakan mengenai realitas kehidupan dan menjalani peran sebagai ayah,” ujar Beckham.
“Ternyata, meski di manapun kita berada, menjadi seorang ayah memberikan sebuah rasa yang sama, yakni rasa cinta, kekhawatirkan, dan kejujuran saat bersama anak-anak,” imbuhnya.
Unicef, kata Beckham, membuat pusat komunitas bernama This Early Chilhood Development di Semarang yang berfungsi sebagai tempat yang aman untuk orang tua dan anak-anak melakukan kegiatan positif bersama, seperti membaca buku dan bermain.
“Saya bertemu dengan seorang ayah bernama Imam, usianya 31 tahun. Imam punya satu orang putra, Vincent. Imam mengatakan, saat putranya lahir hingga berusia satu tahun, dia lebih banyak bekerja dari pagi hingga malam. Dia melewati banyak hal penting dan momen berharga di awal kehidupan anaknya demi menyediakan makanan untuk keluarganya,” urainya.
“Menjadi tulang punggung keluarga malah membuat putranya tidak mengenalnya dan tidak mau berada di dekatnya. Semua itu membuatnya ketakutan kalau putranya nanti berpikir bahwa dia tidak mencintainya. Padahal Imam bekerja keras untuk memberikan kehidupan bagi sang anak,” imbuhnya.
Oleh karena itu, Imam pun berusaha untuk meluangkan waktu dengan anak-anaknya.
Setiap pagi dia menyiapkan makanan dan menyuapi anaknya sebelum jalan bekerja.
“Imam bercerita pada saya bahwa perubahan terbesar adalah sekarang dia bisa punya waktu bermain dengan anak-anaknya,” ungkapnya.
Cerita tersebut membuat Beckham kian menyadari bahwa ayah juga susah payah untuk menyeimbangkan waktu antara pekerjaan dan keluarga. Jauh dan jarang bertemu anak juga terasa berat untuk para ayah yang bekerja.
Selain Imam, Beckham juga bertemu dan berbicara dengan seorang ayah lainnya bernama Ary yang juga berasal dari Kota Lumpia.
Beckham mengatakan bahwa Ary memiliki dua anak perempuan yang usianya sama dengan putrinya sendiri, Harper.
“Ary bercerita bahwa memiliki anak perempuan tugas yang berat untuk seorang ayah. Dia selalu khawatir mengenai putrinya. Dia bilang pada saya untuk melepaskan beban itu dia bersepeda cepat untuk membakar rasa frustrasi yang dia pikul dalam pikiran. Cara itu juga membuatnya lebih bahagia sehingga bisa berkonsentrasi untuk membuat rencana,” jelasnya.
Beckham menuliskan bahwa kisah Imam dan Ary memiliki kesamaan dengan pengalamannya saat kali pertama menjadi ayah.
“Mereka mengingatkan perjuangan saya dahulu ketika anak-anak saya masih kecil. Saya juga tidak mau kehilangan momen penting anak, tetapi saya tak bisa mengelak dari tugas yang membuat saya harus meninggalkan mereka,” terangnya.
Setiap ayah bekerja, kata Beckham, memiliki perjuangan masing-masing untuk bisa lebih sering bersama anak-anak.
Setiap ayah menginginkan untuk bisa menghabiskan waktu berkualitas dengan buah hati mereka.
“Seperti Imam, saya juga sampai sekarang selalu berupaya untuk menciptakan momen kebersamaan dengan anak-anak. Lalu, saya juga bisa merasakan beban Ary, bahwa tidak ada ayah yang ingin melewatkan momen penting dalam kehidupan anak-anak mereka. Oleh karena itu, saya pun menyimpulkan bahwa sebenarnya tersedia waktu yang cukup di dunia untuk membangun hubungan orang tua dan anak yang hangat. Sebagai ayah kita harus perlihatkan pada anak bahwa kita ada untuk mereka. Dengan begitu, kita menang,” urainya.
Sumber : Menshealth / Dailymail / Beritagar
0 Komentar