Logo-Beplus-landscapev2 PUTIH life is motionLogo-Beplus-landscapev2 PUTIH life is motionLogo-Beplus-landscapev2 PUTIH life is motionLogo-Beplus-landscapev2 PUTIH life is motion
  • BERANDA
  • PRODUK
  • VIDEOS
  • STUDIO
  • LAYANAN
    • VIDEO PROFIL & DOKUMENTASI
    • LIVE STREAMING BATAM MULTI CAMERA
    • KELOLA SOSIAL MEDIA
  • KONTAK
  • TENTANG KAMI
  • BLOG
Masa Karantina WNA dan WNI dari Luar Negeri Bakal Dikurangi Lagi Jadi 3 Hari
15 Februari 2022
Cara Akses Sertifikat Vaksin Internasional Saat Bepergian ke Luar Negeri
16 Februari 2022

Tidak Ada Lagi Jurusan IPA/IPS Di Kurikulum Merdeka

15 Februari 2022
Kategori
  • INDONESIANA
Tags
  • Kurikulum merdeka
  • Pendidikan
0
SEBARAN
BagikanTweetWhatsapp

KEMENTERIAN Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi resmi meluncurkan Kurikulum Merdeka pada Jumat, 11 Februari lalu. Menteri Pendidikan Nadiem Anwar Makarim mengatakan kurikulum tersebut mengikis sekat penjurusan di Sekolah Menengah (SMA).

Sehingga, tidak ada lagi jurusan IPA atau IPS di sekolah. Sebelumnya, Kementerian Pendidikan menyebut Kurikulum Merdeka sebagai Kurikulum Prototipe.

Lewat Kurikulum Merdeka, siswa bebas memilih mata pelajaran apa yang akan diambil sesuai minat dan bakatnya. Tentunya, hal itu akan berdampak pada seleksi masuk perguruan tinggi ke depannya.

Sebab, selama ini pendaftaran seleksi masuk perguruan tinggi dibagi menjadi dua jurusan yakni eksakta (IPA) atau sosial (IPS/Bahasa). Jadi, seperti apa seleksi masuk perguruan tinggi bila tak ada penjurusan?

Dalam buku saku yang dirilis Kementerian Pendidikan mengenai Kurikulum Merdeka disebutkan akan ada penyesuaian terkait seleksi masuk perguruan tinggi. Seleksi masuk nantinya didasarkan pada mata pelajaran yang diambil oleh peserta didik bukan berdasarkan jurusannya.

Lalu, bagaimana detail seleksi masuk ke perguruan tinggi nantinya?

Pelaksana tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nizam mengatakan pihaknya masih menggodok mekanisme tersebut.

“Kami sedang merumuskan ujian masuknya agar berbagai kurikulum yang ada terakomodasi,” ujar Nizam ketika dihubungi Tempo pada Senin, 14 Februari kemarin.

Nizam tak merinci bagaimana mekanisme masuk perguruan tinggi ke depannya. Dia hanya menyatakan Kementeriannya akan memfasilitasi siswa SMA untuk masuk ke perguruan tinggi secara adil. Ujian masuk, kata dia, tentunya menguji kemampuan siswa berdasar program studi pilihan dan apa yang telah mereka pelajari di SMA.

Lebih lanjut, dalam buku saku mengenai Kurikulum Merdeka, pemilihan mata pelajaran sebaiknya sudah mulai diarahkan sejak kelas X sesuai dengan minat dan bakat siswa. Siswa akan memilih mata pelajaran kelompok pilihan di Kelas XI dan XII sesuai minatnya dengan panduan guru Bimbingan Konseling.

Guru Bimbingan Konseling memegang peranan penting dalam memimpin proses penelusuran minat dan bakat siswa bersama dengan wali kelas dan atau guru lain.

Adapun saat ini seleksi masuk PTN diatur melalui tiga jalur, yakni Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dengan kuota minimum 20 persen, Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) dengan kuota minimum 40 persen dan seleksi mandiri dengan kuota maksimal 30 persen.

(*)

Sumber : Tempo

Gambar : Ilustrasi, kurikulum Merdeka

Komentar

0 Komentar

Sebarkan
0
Yanti
Yanti

Artikel lainnya

24 Februari 2022

Sakura Berbunga di Kijang – Bintan, Jadi Objek Selfie Warga


Lebih lengkap
21 Februari 2022

Cara Urus Surat Kendaraan yang Dibeli dengan Harga Off The Road


Lebih lengkap
16 Februari 2022

Cara Akses Sertifikat Vaksin Internasional Saat Bepergian ke Luar Negeri


Lebih lengkap

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Temui Kami di Jejaring Sosial

Beplus Indonesia
@beplusindonesia
Domu
Beplus Indonesia

Kontak Kami

beplusindonesia@gmail.com

+627784162870

Kebijakan

Term & Condition
Disclaimer

Alamat

PT Beplus Visual Kreasi
The Central Sukajadi, Batam, Kepulauan Riau 29445
Indonesia
PT Beplus Visual Kreasi. © 2017-2024