KAMI ingat sebuah lokasi kuliner legendaris di Tanjung Riau, Batam. Makanan khas Melayu yang disajikan dengan suasana rumah pelantar, khas tempat tinggal warga pesisir di Kepulauan Riau.
Sabtu (23/10/2021), tim Beplus Indonesia dan GoWest Indonesia berkunjung ke rumah Mak Munah.
Itu adalah sebuah Kedai makan tanpa nama yang cukup terkenal seantero Batam sejak bertahun lalu. Sebutan kedai Mak Munah karena awalnya usaha kedai makan tradisional Melayu ini dirintis oleh sang pemilik nama, Maimunah. Sejak 2018, Mak Munah sudah berpulang. Namun usaha kedai makannya, tetap diteruskan oleh sang anak, Yani dan beberapa kerabatnya.
Kedai makan tradisional yang terletak di wilayah Tanjung Riau, Sekupang, Batam ini, menyajikan 100 persen masakan khas Melayu. Ikan Sembilang Asam Pedas jadi menu andalannya. Ada juga menu khas Melayu lain seperti sotong masak itam dan udang saus.
Wati, pengelola di kedai dengan nuansa rumah pelantar ini, mengizinkan kami melihat langsung cara pembuatan menu-menu masakan yang diturunkan langsung dari si empunya, Almh. Mak Munah.
Sesekali ia ceria saat menjelaskan bahan-bahan dan resep masakannya kepada kami di dapur yang juga bernuansa tradisional itu. Di momen lain, ia terlihat sedih saat diminta menjelaskan kenangannya dengan Mak Munah, orang yang sudah dianggap sebagai orang tuanya sendiri itu.
Almh. Mak Munah yang berasal dari pulau Kepala Jeri, sebuah pulau kecil di gugus pulau-pulau di sekitar Batam itu, diketahui memulai usaha kuliner tradisional melayu rumahannya itu secara tidak sengaja puluhan tahun lalu.
Tahun 1996, agar anak-anaknya bisa melanjutkan sekolah karena di Pulau Jeri tidak ada SMP, ia dan keluarga pindah ke Tanjung Riau dan tinggal di rumah papan berpelantar kayu. Awalnya cuma membuka warung kopi kecil-kecilan dan menyediakan mie instan untuk menambah penghasilan keluarga.
Hingga suatu saat ia diminta memasakkan makanan melayu oleh salah satu nelayan dari Singapura yang biasa singgah di kedai kopinya. Menunya gulai ikan sembilang.
“Akhirnya jadi langganan. Setiap kali datang ia selalu meminta gulai sembilang bahkan sering membawa rombongan juga untuk makan di sini,” kata Wati.
Lambat laun, kedai makanan yang merangkap tempat tinggalnya itu makin ramai dikunjungi hingga terkenal seantero Batam, bahkan hingga keluar Kepri.
Banyak orang terkenal, pejabat hingga artis yang berkunjung ke kedai nasinya. Deretan photo Almh. Mak Munah dengan mereka, terpampang berjejer di kedai makan berdinding papan itu.
Tapi, ada satu yang tetap tak berubah. Kedai masakan khas Melayu itu tetap dibiarkan tanpa papan nama.
Satu lagi, walau sudah ‘ditinggal pergi’ Mak Munah, rasa masakan di sini tetap tak berubah. Selalu membuat orang ingin selalu kembali lagi. Menikmati menu khas Melayu dengan nuansa kebersahajaan di rumah pesisir laut khas masyarakat Kepulauan Riau.
Seperti tim kami, yang kembali kemari untuk menikmati kuliner di sini dan memproduksi dokumentasinya untuk tayangan program ‘Melawat Kat Kepri’.
Simak tayangannya, nanti.
(jar)
0 Komentar
1 Comment
[…] Sumber : BEPLUS INDONESIA […]