PAKAIAN Teluk Belanga merupakan nama pakaian adat pria yang berasal dari Provinsi Kepulauan Riau. Sementara itu pakaian adat untuk wanita di Kepulauan Riau adalah Kebaya Labuh.
Kedua pakaian adat tersebut merupakan warisan kebudayaan tersebut sering dikenakan pada saat upacara adat atau pernikahan.
Dikutip dari situs Pemerintah Kabupaten Natuna dan Kompas, pakaian Teluk Belanga terdiri baju, celana dan kain samping serta penutup kepala.
Leher baju berkerah dan berkancing, jumlah lazimnya lima buah dan itu melambangkan rukun Islam. Cokek sama dengan baju cekak musang. Biasanya menggunakan kain songket.
Cara memasangnya pun bervariasi, ada yang dilipat sirih didepan dengan bagian kanan sebelah atas. Ada pula yang dipunjut kesamping, tergantung siapa pemakainya.
Pada penutup kepala juga bervariasi, berupa songkok, ikat kepala atau juga tanjak. Tanjak atau ikat kepala dibuat dari jenis kain yang sama dengan baju dan celana.
Sementara pakaian Kebaya Labuh sering disebut juga kebaya panjang. Di mana belah labuh atau belah dada juga terdiri atau baju kain dan selendang.
Panjang lengan Kebaya Labuh kira-kira dua jari dari pergelangan tangan. Sehingga gelang yang dipakai akan terlihat.
Untuk lebar lengan kira-kira tiga jari dari permukaan lengan. Di mana kedalaman baju bervariasi, ada yang sampai ke betis atau sedikit keatas.
Baju agak longgar dan tidak boleh diraut (dikecilkan) di bagian yang dapat menunjukkan ukuran dan bentuk pinggang serta gaya pinggul.
Kebaya Labuh sering dipadukan dengan kain batik seperti kain cual. Untuk pernikahan, mempelai pria mengenakan penutup kepala yang disebut Tanjak.
Tim kami bersama beberapa elemen lain, mendokumentasikan budaya busana ini dalam sebuah video sebagai bagian dari produksi Xploring Batam.
Produksi diambil di gedung Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Batam. Tujuannya adalah agar warisan budaya dalam bentuk busana ini tetap bisa dikenal dan lestari di kalangan para generasi muda.
(jar)
0 Komentar