TIM Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Batam mendorong adanya gerakan urban farming atau bertani di perkotaan pada tingkat kelurahan.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Riau, Gusti Raizal Eka Putra mengatakan jika kelurahan bisa melaksanakan urban farming, kebutuhan bahan pangan sedikit bisa terpenuhi.
“Mungkin nanti bisa dibuat gerakan urban farming di kelurahan. Kelurahan di Batam ada 64. Kalau tiap kelurahan 200 pokok cabai, bisa 5 ton dari kelurahan saja. Artinya kebutuhan masyarakat sudah bisa terpenuhi,” kata Gusti usai rapat TPID di Kantor Walikota Batam, Senin (4/6) pekan ini.
Saat ini, BI Kepri sudah melakukan gerakan urban farming melalui beberapa program. Seperti Urban Farming Go To School yang melibatkan dunia pendidikan.
Tiap sekolah diserahkan 175 pokok tanaman cabai. Kalau cabai ini bisa ditanam dengan baik, bisa menghasilkan cabai sampai 2,5 ton.
Tahap awal, kata Gusti, ada 77 sekolah yang mengikuti babak penyisihan. Dan sebanyak 44 sekolah sudah lolos untuk tahap kedua. Sekolah yang tidak lolos disebabkan jumlah yang ditanam kurang dari standar yang ditetapkan BI.
“Kalau dilihat di sekolah yang ikut Urban Farming Go To School sekarang, sekolahnya sudah hijau itu,” kata dia.
Penanaman bisa dilakukan dengan polibag karena tanah Batam tidak semuanya cocok untuk bertanam. Sedangkan dengan memakai polibag, kondisi tanah bisa dikondisikan. Atau dapat juga ditanam dengan sistem hidroponik.
(*)
0 Komentar