PARA siswa dan siswi di dua sekolah berikut ini, sekarang bisa lebih bangga bersekolah. Gedung tempat mereka belajar, sudah tidak menumpang lagi.
Tahun ini, kota Batam mendapat tambahan empat unit sekolah baru dari Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau.
Kepala Dinas Pendidikan Kepri, Arifin Nasir mengatakan dari empat sekolah tersebut, dua di antaranya sudah selesai 100 persen.
“Dua SMA sudah siap dipakai, SMAN 18 dan SMAN 19. Ada beberapa sekolah dalam tahap finishing. Seperti SMKN 8 tahun ini kita anggarkan Rp 200 juta untuk finishing. Dan SMAN 21 ada lahan kritis, kita anggarkan juga untuk buat batu miring. Kalau belum betul-betul selesai, belum mau kami resmikan,” kata Arifin dalam peresmian SMAN 18 dan SMAN 19 di SMAN 19, Sagulung, Rabu (24/1).
Ia memaparkan, SMAN 18 Batam dibangun dengan anggaran pusat dan daerah. Rinciannya yaitu Rp 2,7 miliar dari APBN dan Rp 1,23 miliar dari APBD Kepri 2017. Saat ini sekolah menampung 284 orang siswa kelas X, XI, dan XII.
Nilai yang hampir sama dikeluarkan untuk pembangunan SMAN 19 Batam. Yakni APBN Rp 2,7 miliar dan APBD Kepri Rp 1,19 miliar. Jumlah siswanya saat ini sebanyak 645 orang.
“SMAN 18 dan SMAN 19 ini pernah tiga sampai empat tahun menumpang di SD dan SMP. Ada satu periode yang pernah tidak mengecap sekolah sendiri. Makanya kita prioritaskan begitu kewenangan SMA dilimpahkan ke provinsi,” kata dia.
Bantuan lain yang diberikan untuk Kota Batam yaitu satu unit bus sekolah. Bus bernilai Rp 774,5 juta ini akan dimanfaatkan siswa SMKN 2 Batam untuk kegiatan praktik.
Pada acara peresmian ini sekaligus dilakukan pelantikan Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah. Total 17 orang yang dilantik untuk lima kabupaten/kota di Kepri, belum termasuk di dalamnya Kota Batam dan Kabupaten Anambas.
Gubernur Kepri, Nurdin Basirun mengatakan pemerintah akan terus menganggarkan pembangunan sarana pendidikan. Karena setiap tahun pasti ada pertumbuhan angka kebutuhan bangku sekolah.
“Pembangunan terus bergulir. Pendidikan menjadi investasi yang berguna. Di sisi lain kesejahteraan guru juga harus diperhatikan Pak Arifin. Untuk guru PTT (pegawai tidak tetap), tak cukup sejuta (rupiah),” pesan Nurdin.
(*)
0 Komentar