VENDOR asal China, Xiaomi memutuskan untuk memproduksi perangkatnya di Batam. PT. Sat Nusapersada Tbk dipercaya menanganinya.
Menurut CEO PT Sat Nusapersada Tbk, Abidin Hasibuan kepada wartawan di Batam, butuh waktu hingga dua tahun bagi manajemen Xiaomi untuk benar-benar mempercayakan ponsel Xiaomi diproduksi di pabriknya.
Bahkan, kata Abidin, manajemen Xiaomi harus berulang kali melakukan audit untuk memastikan kualitas kinerja dari Sat Nusapersada.
“Bekerja sama dengan Xiaomi itu enggak gampang. Kami diaudit selama dua tahun dan baru mereka memilih untuk menggunakan jasa kami. Barulah kami bisa memproduksi smartphone Xiaomi,” ujar Abidin kepada wartawan di kantor PT Sat Nusapersada, Batam, Kepulauan Riau, Senin (4/12/2017) kemarin.
Setahap demi setahap, Xiaomi memberikan kepercayaan kepada Sat Nusapersada untuk memproduksi ponsel kelas middle-end tersebut.
Hasilnya, hingga saat ini beberapa tipe smartphone Xiaomi telah diproduksi di pabrik Sat Nusapersada.
Seperti Redmi 4A, Redmi 4X, Redmi Note 4, Mi A1, Redmi Note 5A, dan Redmi 3S.
Pada awal kerja sama, hanya ada tiga line produksi untuk perakitan ponsel Xiaomi di pabrik Sat Nusapersada, dengan kapasitas produksi mencapai 100.000 unit per bulan. Saat ini sudah ada sembilan line produksi untuk merakit ponsel berbandrol terjangkau tersebut.
Untuk tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) yang dibenamkan dalam ponsel Xiaomi, saat ini telah mencapai 30 persen. PT Sat Nusapersada mengaku siap untuk memenuhi regulasi TKDN yang telah ditetapkan pemerintah sebesar 40 persen.
“Kami sudah TKDN 30 persen. Untuk berikutnya kami tunggu regulasi pemerintah dan kami siap melangkah ke 40 persen untuk tahun berikutnya,” ujar Abidin.
Source : Kompas
0 Komentar