KEMENTERIAN Pariwisata menggelontorkan Rp 15 miliar untuk tingkatkan kunjungan wisatawan mancanegara ke Batam-Bintan-Tanjungpinang. Upaya dilakukan melalui program Hot Deals Crossborder.
Asisten Deputi Pengembangan Pasar Asean Kementerian Pariwisata, Rizki Handayani mengatakan tujuan dari program ini adalah mengisi kursi kapal ferry yang banyak kosong di hari kerja (weekdays). Oleh karena itu dalam menjalankan programnya, Kemenpar bekerjasama dengan operator kapal penyeberangan dari Batam-Bintan-Tanjungpinang ke Singapura dan Malaysia.
Selain banyaknya kursi kosong di kapal ferry, pada hari kerja juga tingkat hunian hotel biasanya rendah. Sementara biaya operasional hotel tetap sama meski kunjungan banyak atau sedikit. Karena itu hotel juga dilibatkan pada program ini.
“Ada 2.000 idle seat capacity (kursi kosong), artinya ada aksesibilitas tidak terpakai dari Singapura dan Johor, khususnya di weekdays. Kenapa tidak kita bikin package (paket) menarik. Maka dibuat program ini dengan sistem sharing economy, ada kolaborasi,” terang Rizki dalam Kepri Tourism Outlook 2018 di Batam Tourism Polytechnic, Kamis (23/11) lalu.
Bentuk programnya yaitu operator ferry memberi diskon harga tiket. Misal harga normal 49 dolar Singapura (SGD), hanya dijual SGD20 untuk perjalanan Senin-Kamis. Tapi dengan syarat harus memilih salah satu paket wisata yang ditawarkan di program Hot Deals tersebut.
“Ada lebih dari 150 paket yang bisa dipilih. Seperti voucher menginap di hotel, paket spa, restoran, hingga golf. Tapi ini khusus berlaku untuk wisawatan asing, bukan untuk orang Indonesia. Melalui program ini kita ingin punya paket yang merangkul tiga aspek wisata, atraksi, akses, amenities (fasilitas). Kita siapkan desrinasi murah tapi bagus. Kalau paket lebih mahal dari Johor, Vietnam, mereka pasti ke sana,” kata Rizki.
Program ini diluncurkan 17 Agustus lalu. Sebanyak 105.000 tiket ferry disiapkan untuk program ini. Dan sampai 22 November, sebanyak 48.000 tiket sudah terjual. Belum termasuk Majestic Ferry, karena belum ada laporan ke kementerian.
“Melalui laporan operator kapal ini bisa dianalisa paket wisata mana yang paling banyak diminati turis dari negara tetangga tersebut. Jadi ternyata spa paling laku, mungkin karena di Singapura itu mahal banget,” ujarnya.
Menurut Rizki, 105 ribu tiket itu masih berlaku hingga Februari 2018 mendatang. Tapi kementerian berharap paket ini bisa habis di 2017. Sehingga tahun depan bisa dibuat program yang sama kembali.
Untuk mencapai target tersebut, Kementerian Pariwisata gencar melakukan promosi. Tiap akhir pekan, Jumat-Minggu dilakukan pameran dan penjualan paket di Malaysia dan Singapura, bekerjasama dengan operator tur setempat. Kemudian bekerjasama dengan perusahaan telekomunikasi Singapura untuk SMS blast. Serta penyebaran informasi melalui surat elektronik (e-mail) dan brosur.
“Anggaran dari kementerian itu untuk promosi, pameran, pasang iklan di kapal. Jadi bukan untuk subsidi harga tiket. Selama ini kita pasang iklan, pasang begitu saja. Sekarang kita minta timbal baliknya melalui program ini. Toh untungnya untuk mereka juga,” papar Rizki.
Source : Media Center Batam
0 Komentar