WARUNG kopi kekinian menjamur di banyak kota. Keberadaannya menjelma jadi gaya hidup kaum urban, sekaligus menaruh perhatian tinggi pada petani-petani kopi lokal.
Kopi-kopi nusantara merajai etalase di kedai-kedai modern. Ia kembali berjaya di negeri sendiri.
Namun bagi peminum kopi pemula, mungkin ada momen saat kita merasa gentar memasuki coffee shop lantaran berbagai istilahnya terdengar aneh dan tak akrab di telinga.
Satu hal itu saja, belum-belum, sudah membuat ciut nyali.
“Mau pesan apa,” tanya kasir atau pramusaji. Dan kita cuma terpana dungu di depan papan menu, melihat judul-judul minuman kopi yang mungkin sulit diucapkan oleh lidah Indonesia apalagi Jawa medok.
Espresso, ristretto, lungo(lungo nang endi?), doppio, americano, cafe macchiato, cappucino, cafe latte, caffe affogato, caffe mocha, flat white, what else–you name it!
Belum lagi saat rekan bisnis keren bertanya,
“Mau coba manual brew gak? Recommended, loh. Lebih suka single origin or blend?”
Waduh, ‘makhluk’ jenis apa manual brew dan single origin itu?
Mau bertanya tapi kok sungkan, soalnya istilah itu sebetulnya sudah sering kita dengar, saking belum pernah cari tahu apa artinya.
Jangankan itu, beda arabika dan robusta saja sering lupa.
Anyway, daripada kita mati gaya macam itu, atau acara gaul di coffee shopberakhir memalukan, simak yuk arti istilah kopi kekinian berikut sebagai panduan untuk pemula, seperti dirangkum dari Otten Coffee, Tanamera Coffee, Coffeeland, Kopi Dewa, dan Kopi Kini.
Arabika
Biji kopi cenderung lonjong. Beraroma wangi. Bertekstur halus. Punya karakter rasa yang kaya–lembut, manis, tajam, kuat. Cukup manis untuk diminum tanpa gula karena memiliki kandungan gula dan lipid (zat lemak) lebih tinggi dari robusta. Menyimpan kandungan kafein 0,8 persen sampai 1,4 persen.
Berasal dari Etiopia di Afrika Timur dan Brasil di Amerika Selatan. Tumbuh di dataran tinggi dengan suhu 16-20 derajat Celcius seperti pegunungan berhawa sejuk.
Memerlukan lahan relatif besar. Perawatan cukup sulit. Perlu beberapa tahun untuk matang dan dipanen. Tingkat produksi rendah. Harga tinggi. Digunakan untuk fine coffee. Menguasai sekitar 70 persen pasar dunia.
Robusta
Keturunan dari beberapa jenis spesies kopi. Biji kopi cenderung bulat. Beraroma kacang-kacangan. Bertekstur kasar dengan warna bervariasi. Punya rasa menyerupai cokelat. Pahit di lidah karena memiliki kadar kafein dua kali lipat dari arabika.
Banyak ditemukan di Kolombia di Amerika Selatan, dan Indonesia serta Filipina di Asia Tenggara. Tumbuh di dataran rendah bersuhu hangat.
Hanya butuh 10 bulan untuk berbuah. Jumlah biji kopi yang dihasilkan lebih banyak dari arabika. Tingkat produksi tinggi. Kualitas lebih rendah. Harga rendah. Digunakan untuk kopi instan. Dikonsumsi sekitar 30 persen masyarakat dunia.
Liberika
Biji kopi besar-besar, bisa dua kali lipat arabika. Bertekstur kasar. Memiliki rasa kuat. Berasal dari Liberia, Afrika Barat. Dapat tumbuh di dataran rendah dan tahan kering.
Ketinggian tanaman bisa mencapai 9 meter. Perlu 4-5 tahun untuk berbuah. Daun mengandung lebih banyak kafein daripada bijinya. Harga lebih tinggi dari robusta.
Single origin
Wilayah asal suatu kopi.
Blend
Kombinasi dua atau lebih biji kopi dari sejumlah daerah untuk memperoleh cita rasa sesuai selera.
Specialty coffee
Mencantumkan informasi spesifik seperti daerah atau perkebunan asal, ketinggian tanaman, hingga proses pengolahan. Tidak diproduksi dalam jumlah banyak sehingga belum tentu ada sepanjang tahun.
Kopi komersial
Hanya menyertakan keterangan terbatas terkait kopi tersebut, semisal asal negara.
Diproduksi sepanjang tahun dalam jumlah besar untuk kebutuhan massal.
Espresso
Kopi pekat, alias ekstrak atau sari pati kopi. Kental karena memiliki kepadatan dan kadar kafein tinggi sehingga disajikan dalam volume kecil.
Kombinasi kopi dan air 1:5. Rasa tak terlalu pahit, seimbang. Diolah cepat–tak lebih dari 1 menit–dengan mesin espresso lewat semburan air panas bersuhu tinggi.
Espresso murni
Ekstrak kopi yang hanya dicampur air. Proses ekstraksi 30 detik. Disajikan dengan takaran standar 30 mililter.
Ristretto
Kombinasi kopi dan air 1:3 sehingga seharusnya memiliki rasa lebih kuat dan lebih manis.
Namun karena umumnya hanya disajikan 15 mililiter, maka tak terasa setajam espresso. Proses ekstraksi sekitar 15 detik.
Lungo
Kopi dan air 1:8 sehingga tidak terasa terlalu kuat alias encer, namun lebih pahit dari espresso.
Disajikan dengan takaran standar 130-170 mililiter. Proses ekstraksi sekitar 1 menit atau 60 detik.
Doppio
Kopi dengan takaran dua kali espresso(double shot). Memiliki takaran 45-60 mililiter.
Shot
Satuan takaran espresso. Takaran satu shot sekitar 25-35 mililiter.
Espresso campuran
Kombinasi espresso dan susu. Simak infografik berikut untuk mengenal jenis-jenis espresso campuran.
Americano
Kopi hitam asal Amerika.
Long black
Kopi hitam asal Australia dan Selandia Baru.
Manual brewing
Teknik seduh manual. Kopi dibuat dengan seduhan tangan manusia, menggunakan alat seduh tertentu seperti French Press, Vietnam Drip, Moka Pot, Aeropress, dan lain-lain.
Hand grinder
Penggiling biji kopi manual
Acidity
Tingkat keasaman pada kopi.
Fragrance
Aroma bubuk kopi sebelum diseduh air panas.
Body
Tekstur kekentalan kopi.
Aftertaste
Rasa yang tertinggal di mulut setelah meminum kopi.
Coffee Roastery
Tempat pengolahan kopi, bukan sekadar coffee shop atau kedai kopi.
Sumber : Kumparan
0 Komentar