DI era media sosial (medsos), banyak orang ingin memamerkan kekayaan. Hal tersebut bisa menjadi bahaya ketika kita tergoda bahkan tertipu karenanya, sehingga disematkan dalam dirinya seorang ‘crazy rich’.
Padahal, siapa sangka jika di balik itu ternyata ada yang berpura-pura dengan tujuan ‘market signal’, mereka ‘dititipkan’ pemilik brand agar orang lain mau memakai suatu produk atau jasa yang dipakainya.
Akademisi dan Praktisi Bisnis, Rhenald Kasali, mengatakan saat ini banyak orang pura-pura kaya untuk tujuan penjualan bahkan penipuan. Ada orang yang memamerkan kekayaan padahal hanya agen atau brand ambassador yang ditampilkan demikian, dengan tujuan agar orang lain mengikuti bisnis yang dijual secara halus.
“Itu banyak terjadi saat ini dan kita yang tidak mengerti kemudian masuk ke dalam umpan mereka,” kata Rhenald Kasali dalam podcast Deddy Corbuzier berjudul ‘Sok Kaya Tapi Nipu Trading!! Bohong Semua?!’, dikutip Minggu (6/2/2022).
Rhenald pun menjelaskan ciri-ciri orang kaya dan orang yang hanya pura-pura kaya. Berikut perbedaannya:
Rhenald menyebut orang yang benar-benar kaya pada dasarnya tidak suka pamer berlebihan. Bahkan ada juga yang hidupnya justru sederhana antara takut pajak dan memang gaya hidup.
“Jadi kalau mereka beli yacht dia tahu uangnya berapa dan itu hanya berapa persen dari pendapatannya, itu wajar, normal. Ada lagi orang kaya yang hidupnya sederhana sekali, bisa takut pajak, bisa gaya hidup yang ditanam dari keluarga sehingga kalau dia makan tuh enak banget karena bukan buat pencitraan, dia sederhana saja datang ke warung bakmi pinggir jalan,” tuturnya.
Rhenald menjelaskan tidak semua orang kaya bisa mencapainya dengan usia muda 20-an tahun, kecuali orang tersebut memang keturunan orang kaya. Jika pekerjaannya tidak terlihat namun sudah jadi orang kaya, patut dipertanyakan apakah orang tersebut benar-benar kaya atau hanya pura-pura kaya.
“Itu almost impossible, kecuali dia keturunan orang kaya. You are only twenty and then you say that billionaire, big question lu dapat darimana secepat itu? Lu bilang punya perusahaan, kita hitung saja produknya seperti ini kemudian dia bisa membeli produk yang membuat dia bisa pamer,” imbuhnya.
Orang pura-pura kaya, kata Rhenald, membeli barang-barang mahal hanya untuk pamer. Sedangkan orang yang benar-benar kaya membeli barang mewah yang bisa menghemat waktunya.
“Barang yang dimiliki orang kaya berbeda dengan barang yang dimiliki orang pamer, barang dan jasa yang dibeli beda. Misal lo kaya, lo perlunya apa supaya saving your time? Lo perlu personal assistant, lo perlu personal therapist karena kita kan harus sehat karena kerjanya lebih banyak dari orang lain. Lo perlu akses, bukan barangnya. Jadi kalau perlu pesawat tahu sewanya sama siapa, bukan perlu barangnya sebenarnya,” bebernya.
“Kemudian lo nggak akan beli kendaraan kalau rumah lo belum bagus. Biasanya kendaraan lo harganya lebih murah dari rumah lo, tapi kalau rumah masih cicilan, biasa aja, tapi mobil sekian miliar itu big question,” tambahnya.
Cara membedakan orang kaya asli atau palsu ternyata bisa dilihat dari foto. Orang kaya asli jika membuat foto lebih natural, sedangkan orang kaya yang palsu terlalu dibuat-buat agar foto yang dibagikan selalu terlihat sempurna.
“Yang kaya beneran itu membuat foto natural, kadang-kadang agak norak dikit, noraknya beda. Tapi (orang kaya palsu) dia bikin foto semua fotonya keren, jadi dia punya fotografer yang selalu ikutin dia yang memang untuk memasarkan produknya. Jadi dia harus tampil perfect karena ada kepentingan produknya,” terangnya.
(*)
0 Komentar