BATU Besar sebagai sebuah kampung, sudah ada di Batam sejak Beratus tahun lalu. Nama Batu Besar sendiri diambil dari sebuah batu yang besar yang terletak tak jauh dari bibir pantai. Daerah tersebut sekaligus batas akhir terumbu karang dan surut air laut.
Tim Beplus Indonesia mencoba menelusuri kembali wilayah yang sekarang sudah berstatus sebagai sebuah kelurahan itu.
Informasi lisan warga, orang yang pertama kali membuka lahan dan menetap di kampung ini adalah M Akib akhir abad 19. Asalnya dari Malaka. Ia wafat dan dimakamkan di daerah Teluk Kampung Melayu atau tepatnya di RT 01/RW 08 Kampung Melayu Batu Besar. Adapun anak keturunan dari M Akib hingga saat ini masih banyak menetap di kampung tersebut.
Kampung ini juga identik Tionghoa. Selain sudah terdapat pemukiman beberapa nelayan Melayu, kampung ini juga dirintis oleh pendatang Tionghoa pada 1870 ketika Nongsa sudah menjadi pusat pemerintahan.
Theng Huang disebut adalah keturunan Tionghoa ketiga yang mendiami kampung Batu Besar.
Setelah Theng Huang, kampung ini makin diramaikan oleh orang Melayu dan Bugis. Nama lain kampung ini yang sempat dikenal orang adalah Labong Gorap. Dari cerita seorang tetua di sini, nama itu diambil dari nama sejenis kerang kecil yang banyak terdapat di tepi pantai di wilayah ini.
Dalam waktu yang tidak begitu lama kemudian, mulai berdatangan masyarakat dari daerah Tanjung Uban, Pulau Bintan, Pulau Ngenang, Nongsa, Kampung Panau dan daerah perkampungan di sekitarnya untuk tinggal dan beraktifitas di wilayah ini. Mereka terdiri dari berbagai etnis, seperti suku Melayu, Bugis Selayar, Jawa, Buton dan Cina.
Tempat ini sangat sesuai bagi usaha pertanian, maka pada tahun 1947 banyak warga Tanjung Bemban yang pindah ke daerah ini. Batu Besar kemudian menjadi penghasil kopra yang dijual ke Singapura. Pada tahun 1957 kampung ini juga merupakan daerah pertama di Batam yang memiliki sarana pendidikan, yakni Sekolah Rakyat.
Tim Beplus Indonesia juga sempat singgah ke lokasi SD tertua kedua di Batam setelah SD 001 di wilayah pantai Nongsa (kini sudah dipindah lokasinya, pen).
Bangunannya sudah dipugar hampir keseluruhan menjadi lebih modern. Walau begitu, jejak sebagai sekolah tua di sini, bisa disimak saat tim kami memasuki ruang kepala sekolahnya. Ada deretan photo kepala sekolah yang pernah bertugas di sini, lengkap sejak tahun pertama berdiri.
Mulai dari Miskal yang bertugas mulai dari tahun 1959 – 1969, Ahmad L dari tahun 1969 – 1976, Alimun dari tahun 1976 – 1986, Abdul Rahman dari tahun 1987 – 1999, Sutinem dari tahun 1999 – 2010, Burhan Saleh pada tahun 2010 hingga Supriati yang menjabat saat ini di tahun 2021.
Walau penamaan sekolah di Batam kini sudah berdasar kecamatan, namun sekolah tua ini tetap menyandang nomor urut 002. Sama dengan penomoran sekolah yang sudah disandangnya puluhan tahun silam.
Nun, beberapa ratus meter dari tepian pantai dekat wilayah ini, ada terumbu batu yang besar. Saat laut sedang Surut, tumpukan batu-batu itu akan terlihat lebih jelas. Di kala pasang, tumpukan batu-batu besar itu juga tetap terlihat jelas.
Sejak dahulu, warga di sini percaya dan menjadikan penanda tentang pasang tinggi laut dengan melihat tumpukan batu-batu besar tersebut. Pada kondisi normal, pasang laut tinggi sekalipun, kondisi baru tetap akan terlihat muncul dari kejauhan.
Lalu, bagaimana jika batu-batu tersebut tenggelam saat air laut pasang?
Itu pertanda bahwa pasang sangat besar terjadi dan daratan di wilayah ini akan menjadi tenggelam.
Seiring perkembangan, saat ini wilayah pemukiman di Kelurahan Batu Besar meliputi :
1. Kampung Batu Besar
2. Kampung Melayu.
3. Kampung Jabi
4. Kampung Panglong
5. Kampung Tengah
6. Kampung Pinggir/Lembang Jaya
7. Kampung Teluk Bakau
8. Perumahan Rajawali Bandara
9. Perumahan Intan Resident
10. Perumahan Bukit Citra Lestari
11. Perumahan Taman Yasmin
12. Perumahan Permata Bandara
13. Perumahan Family Dream House
14. Perumahan Arira
15. Perumahan Puri Asri
16. Perumahan Citra Mas
17. Perumahan Nongsa Asri
18. Perumahan Puri Selebrity
19. Perumahan Wahana
20. Perumahan Ameria
Kelurahan Batu Besar menjadi tolak ukur dan pusat perhatian masyarakat. Kelurahan Batu Besar turut menjadi lokomotif penggerak pembangunan bersama 4 (empat) Kelurahan lainnya yang berada di wilayah Kecamatan Nongsa.
Luas Wilayah Kampung Tua Batu Besar : 118,58 Ha (Pemetaan Pemko)
Setelah Diverifikasi menjadi : 65 Ha
(jar)
0 Komentar
1 Comment
[…] Sumber : Beplus Indonesia […]