Logo-Beplus-landscapev2 PUTIH life is motionLogo-Beplus-landscapev2 PUTIH life is motionLogo-Beplus-landscapev2 PUTIH life is motionLogo-Beplus-landscapev2 PUTIH life is motion
  • BERANDA
  • PRODUK
  • VIDEOS
  • STUDIO
  • LAYANAN
    • VIDEO PROFIL & DOKUMENTASI
    • LIVE STREAMING BATAM MULTI CAMERA
    • KELOLA SOSIAL MEDIA
  • KONTAK
  • TENTANG KAMI
  • BLOG
1 dari 4 Orang Muda yang Terinfeksi Corona Gejalanya Lebih Lama Sembuh
27 Juli 2020
Vaksin Sinovac Datang, Aturan Penggunaannya Terbit Pekan Depan
6 Desember 2020

Diabetes Jadi Risiko Tinggi Keparahan Covid-19

6 Desember 2020
Kategori
  • SEHAT
Tags
  • Covid-19
  • Diabetes
  • Topik
0
SEBARAN
BagikanTweetWhatsapp

SEBUAH studi dari King’s College, London, menemukan bahwa pasien yang memiliki kondisi retinopati diabetik menghadapi risiko rawat inap akibat Covid-19 yang lebih tinggi. Mereka juga lima kali lebih mungkin membutuhkan dukungan ventilator.

Melansir dari Times of India, retinopati ditandai dengan kerusakan pembuluh darah di sekitar mata yang merupakan komplikasi umum dari diabetes tipe 1 dan tipe 2. Dalam banyak kasus, kerusakan pembuluh darah juga dapat menyebabkan kerusakan organ di bagian tubuh lain.

Dilansir dari Suara.com, dengan kasus retinopati diabetik, para ahli menyelidiki sebesar apa pengaruh kadar gula darah atau diabates pada keparahan Covid-19.

Ketika seseorang menderita diabetes maka tidak hanya mempengaruhi kadar glukosa darah tubuh tetapi juga mengganggu tingkat produksi insulin dalam tubuh. Hal ini yang membuat komplikasi dapat berlangsung lama, terutama pada kekebalan.

Orang dengan kadar gula darah tinggi bisa menyulitkan tubuh untuk memanfaatkan nutrisi untuk pertahanan kekebalan dalam melindungi tubuh dari beberapa infeksi dan mempercepat penyembuhan.

“Untuk pasien dengan kadar gula darah yang tidak terkelola, menjaga kekebalan dan mencegah risiko infeksi bisa menjadi situasi yang rumit,” kata Dr Snehal Tanna, Ahli Diabetes & Spesialis Kaki Diabetik di Rumah Sakit Jupiter.

“Bahkan bagi mereka yang memiliki kendali yang baik atas kadar gula mereka, serangan kecil infeksi bisa berarti peningkatan stres yang mengakibatkan kadar glukosa tinggi. Hal ini yang mendasari komorbiditas dalam menghadapi Covid-19,” imbuhnya.

Dokter Bharat Agarwal, Konsultan, Penyakit Dalam, Rumah Sakit Apollo, Navi Mumbai menambahkan bahwa diabetes tidak hanya menurunkan kekebalan, tetapi juga meningkatkan faktor risiko perkembangan infeksi sekunder.

“Diabetes adalah kondisi penekan kekebalan yang berarti menurunkan kekebalan Anda. Kondisi ini juga dapat mengundang penyakit lain dan mempersulit melawan kuman mematikan seperti Covid-19,” kata dokter Agarwal.

“Apa yang juga kami lihat adalah bahwa penderita diabetes juga memiliki fenomena vaskular yang mendasari, sehingga mereka rentan terhadap masalah seperti penyimpangan kardiovaskular, penurunan pernapasan, penyakit paru-paru kronis yang menambah risiko dan membuat pemulihan dari infeksi jauh lebih sulit,” imbuhnya.

(*)

Komentar

0 Komentar

Sebarkan
0
Anwari Fajar
Anwari Fajar
Food lover, Naturalist and Enthusiast for Travelling ...

Artikel lainnya

21 Februari 2022

Jenis Vaksin Booster yang Digunakan sesuai Vaksin Primer Anda


Lebih lengkap
18 Februari 2022

Manfaat Kesehatan yang Terkandung dalam Nutrisi Buah Rambutan


Lebih lengkap
15 Februari 2022

3 Kebiasaan untuk Menjaga Keseimbangan Hormon


Lebih lengkap

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Temui Kami di Jejaring Sosial

Beplus Indonesia
@beplusindonesia
Domu
Beplus Indonesia

Kontak Kami

beplusindonesia@gmail.com

+627784162870

Kebijakan

Term & Condition
Disclaimer

Alamat

PT Beplus Visual Kreasi
The Central Sukajadi, Batam, Kepulauan Riau 29445
Indonesia
PT Beplus Visual Kreasi. © 2017-2024