TIM Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Batam merekomendasikan peningkatan peran Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk pengelolaan logistik daerah.
Artinya BUMD diminta ikut ambil bagian dalam penyediaan pasokan komoditas bahan pangan dari daerah lain ke Batam.
“Salah satu hasil diskusi pada waktu rapat TPID kemarin (Senin) adalah meningkatkan peran BUMD untuk pengelolaan logistik daerah. BUMD diharapkan menjadi stabilisator harga seperti yang sudah dijalankan BUMD DKI Jakarta,” kata Wakil Ketua TPID Batam, Gusti Raizal Eka Putra di Batam Centre, Selasa (24/7).
Menurut Gusti, langkah jangka panjang yang bisa dilakukan adalah dengan memfungsikan pasar induk.
Pasar yang terletak di kawasan Jodoh Batuampar ini telah diserahterimakan asetnya dari Badan Pengusahaan Batam ke Pemerintah Kota Batam. Ia berharap pasar induk ini dapat segera dipugar dan dimanfaatkan kembali.
“Pasar induk ini juga sebagai stabilisator harga komoditas di daerah, termasuk telur,” tutur Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi Kepulauan Riau ini.
Pada rapat tersebut diungkapkan beberapa sebab kelangkaan telur hingga membuat harga melonjak naik. Sebabnya antara lain kenaikan harga pakan, afkir ayam petelur naik, dan kuota bibit anakan ayam turun.
Langkah lain yang perlu dilakukan terkait masalah pangan ini adalah menyusun neraca kebutuhan bahan pokok. Tujuannya adalah memetakan secara riil antara kebutuhan dan persediaan bahan pokok dari waktu ke waktu.
“Juga sedang dikaji tentang regulasi izin mendatangkan komoditas dari negara lain,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Batam, Mardanis mengatakan akan mengaktifkan kembali kios murah milik Pemko Batam. Kios murah ini terletak di tiga lokasi yaitu Tiban Kampung atau Tiban Lama Kecamatan Sekupang, Dapur 12 Sagulung, dan Nongsa.
“Kita giatkan operasi pasar di tiga kios murah. Kita suruh pedagang telur besar keluarkan stoknya, kita jualkan. Kalau harga telur tidak turun, kita segera operasi pasar. Itu solusi pertama. Yang kedua BUMD akan difungsikan meng-handle pangan semua, ternasuk cabai, bawang. Jadi mereka yang intervensi langsung,” kata Mardanis.
Opsi solusi lainnya yaitu Koperasi Petani Batam akan mendatangkan bahan pangan dari Sumatera Barat. Ini sebagai tindaklanjut kerjasama yang ditandatangani Pemko Batam dengan Pemerintah Provinsi Sumbar tahun lalu.
“Mudah-mudahan koperasi sudah ada modal. Koperasi Petani Batam yang akan beli dari Sumbar. Mereka jual di kios murah ini,” sebutnya.
(*)
0 Komentar