Beplus Indonesia

Pertumbuhan Ekonomi Masih Tunjukkan Tren Positif

BANK Indonesia Perwakilan Kepulauan Riau memprediksi pertumbuhan ekonomi di Kepri masih akan menunjukkan tren positif atau peningkatan.

Hal ini dinyatakan berdasarkan perekonomian Kepri yang tumbuh menguat sebesar 4,47% (yoy) pada triwulan I – 2018, apabila dibandingkan dengan Triwulan IV 2017 yang hanya tumbuh 2,57% (yoy).

“Penguatan di sektor perekonomian ini dilihat dari sisi pengeluaran, dimana pertumbuhan ekonomi didorong oleh pertumbuhan investasi, konsumsi pemerintah dan kontaksi net eksport yang semakin membaik. Sementara dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi didorong oleh peningkatan kinerja sektor industri pengolahan, kontruksi, dan pertambangan,” ujar Kepala Bank Indonesia Perwakilan Kepri, Gusti Raizal Eka Putra, Dalam Press Releasse Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kepri, Minggu (20/05/2018) kemarin.

Gusti menambahkan, investasi bangunan mencatatkan pertumbuhan ditopang oleh tingginya aktivitas konstruksi baik oleh sektor swasta maupun pemerintah.

Penguatan pertumbuhan juga terjadi pada investasi non-bangunan berupa pembelian mesin/peralatan industri yang relatif stabil.

Dalam sektor investasi di bidang kontrusksi investasi tumbuh menguat 6,49% (yoy) ditopang oleh penguatan investasi bangunan dan non bangunan yang masing-masing tumbuh sebesar 6,05% (yoy) dan 7,65% (yoy). Peningkatan inestasi ini juga sejalan dengan prompt indikator konsumsi semen di Kepri yang mengalami pertumbuhan 16,56% (yoy).

Izin usaha investasi di Batam yang diterbitkan triwulan I-2018, tumbuh sebesar 83,47% (yoy) dari periode yang sama tahun lalu (Hasil FGD dengan BP Batam).

Realisasi belanja modal pemerintah daerah triwulan I-2018 sebesar 10,85% dari total anggaran, lebih tinggi dari tahun lalu sebesar 9,74%.

Namun hal ini belum didukung dengan konsumsi Rumah Tangga yang diakui mengalami perlambatan di kuartal I tahun 2018.

“Konsumsi rumah tangga (RT) mengalami perlambatan pertumbuhan sejalan dengan berakhirnya perayaan Natal dan Tahun Baru di triwulan IV/2017. Pelemahan konsumsi RT terkonfirmasi dari survei konsumen oleh BI, keyakinan konsumen masih berada di level pesimis,” lanjutnya.

Berdasarkan SK, IKK dan IKE masih berada pada level pesimis, dan diperkirakan menjadi salah faktor yang membuat rumah tangga menahan konsumsi.

Sementara itu dari hasil FGD, penjualan sektor retail masih mencatatkan kontraksi namun lebih baik dari periode yang sama tahun lalu. Penjualan sendiri juga saat ini mengalami pertumbuhan, walaupun masih lebih rendah dari rata-rata pertumbuhan historis.

Dari sisi pengeluaran Net Eksport di Kepri juga mengalami perbaikan. Dimana Perbaikan Net Ekspor ditopang oleh membaiknya kinerja ekspor-impor antarprovinsi.

Ekspor luar negeri juga mengalami kontraksi 4,59% (yoy), sedangkan impor masih tumbuh melambat 32,52% (yoy). Perlambatan ekspor terjadi baik pada sektor migas dan non migas. Penurunan ekspor terutama disebabkan oleh komoditas CPO dan Elektronik.

“Ekspor produk besi dan baja mengalami perbaikan namun masih tercatat kontraksi dari 35,98% (yoy) menjadi 7,52% (yoy). Hal yang sama terjadi pada ekspor komoditas kapal yang terkontraksi 89,90% (yoy) menjadi kontraksi 48,72% (yoy),” paparnya.

 

(*)

 

 

Komentar

0 Komentar