Logo-Beplus-landscapev2 PUTIH life is motionLogo-Beplus-landscapev2 PUTIH life is motionLogo-Beplus-landscapev2 PUTIH life is motionLogo-Beplus-landscapev2 PUTIH life is motion
  • BERANDA
  • PRODUK
  • VIDEOS
  • STUDIO
  • LAYANAN
    • VIDEO PROFIL & DOKUMENTASI
    • LIVE STREAMING BATAM MULTI CAMERA
    • KELOLA SOSIAL MEDIA
  • KONTAK
  • TENTANG KAMI
  • BLOG
Menyimak Modus Hoax Kupon McDonald’s
25 Mei 2018
PNS Dilarang Mudik Pakai Kendaraan Dinas
5 Juni 2018

Dollar Turun ke Rp.13.900

29 Mei 2018
Kategori
  • INDONESIANA
Tags
  • Dollar
  • kurs
  • rupiah
0
SEBARAN
BagikanTweetWhatsapp

SETELAH cukup lama menguat, saat ini nilai dolar Amerika Serikat (AS) sudah mulai turun. Levelnya di Rp 13.985 atau mulai meninggalkan level Rp 14.000-an.

Chief Economist Samuel Sekuritas Indonesia Lana Soelistianingsih dikutip dari DetikFinance mengatakan melemahnya nilai dolar AS dikarenakan faktor eksternal dan internal.

“Jadi kalau kita lihat perkembangan penguatan rupiah beberapa terakhir, katakanlah sejak Pak Perry dilantik, itu juga terbantu dengan pelemahan US$, jadi yang menguat itu tidak hanya rupiah, begitu juga dengan rupiah melemah tapi semua mata uang global,” kata Lana, selasa (29/5).

Lana menyebut dolar AS melemah karena turunnya harga minyak mentah dunia, serta adanya potensi Arab Saudi dan Rusia yang mau menambah produksi minyak. Potensi tersebut membuat harga minyak terus turun dan rentang inflasi pun tidak menjadi tinggi.

“Globalnya tidak khawatir inflasi, sehingga mereka tidak memburu dolar, itu faktor global yang membantu, itu faktor dari luar negeri,” tambah dia.

Sedangkan faktor dalam negeri, kata Lana, salah satunya adalah kebijakan Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan BI 7 Days Repo Rate yang dianggap pasar bahwa rupiah masih dikelola dan dijaga nilai tukarnya oleh pemerintah.

Tidak hanya itu, lanjut Lana, faktor yang berasal dari dalam negeri juga berasal dari siklus permintaan dolar di dalam negeri sudah menurun. Terutama pada kegiatan transaksi ekspor dan impor.

Lana menceritakan, permintaan dolar seharusnya tetap tinggi sampai pertengahan Juni. Namun, keputusan pemerintah menetapkan libur Lebaran pada pertengahan Juni, maka transaksi atau permintaan dolar dipercepat pada dua minggu terakhir bulan Mei.

“Jadi ada percepatan permintaan dolar, masih ingat kan rupiah naik setelah suku bunga naik tapi dolar Rp 14.200 itu karena permintaan dolar dipercepat. Transaksi besar eksportir dan importir harus dipercepat sebelum Juni,” tutup dia.

Sumber : DetikFinance

Komentar

0 Komentar

Sebarkan
0
Anwari Fajar
Anwari Fajar
Food lover, Naturalist and Enthusiast for Travelling ...

Artikel lainnya

24 Februari 2022

Sakura Berbunga di Kijang – Bintan, Jadi Objek Selfie Warga


Lebih lengkap
21 Februari 2022

Cara Urus Surat Kendaraan yang Dibeli dengan Harga Off The Road


Lebih lengkap
16 Februari 2022

Cara Akses Sertifikat Vaksin Internasional Saat Bepergian ke Luar Negeri


Lebih lengkap

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Temui Kami di Jejaring Sosial

Beplus Indonesia
@beplusindonesia
Domu
Beplus Indonesia

Kontak Kami

beplusindonesia@gmail.com

+627784162870

Kebijakan

Term & Condition
Disclaimer

Alamat

PT Beplus Visual Kreasi
The Central Sukajadi, Batam, Kepulauan Riau 29445
Indonesia
PT Beplus Visual Kreasi. © 2017-2024