KEMENANGAN atas kelompok teroris Negara Islam (ISIS) di Irak dan Suriah merupakan kekalahan dari Amerika Serikat (AS) di wilayah tersebut. Pernyataan itu meluncur dari mulut Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.
Dia mengatakan bahwa kemenangan atas ISIS sama saja dengan kekalahan plot untuk menabur pembagian dan melakukan perang sipil di Timur Tengah. Khamenei menambahkan bahwa ini adalah pukulan terhadap plot oleh AS dan sekutu-sekutunya seperti dikutip dari Middle East Monitor, Kamis (23/11/2017).
Khamenei juga memperingatkan terhadap apa yang dia sebut tipuan musuh. Ia menambahkan bahwa mereka yang melakukan investasi besar untuk menciptakan ISIS akan mencoba menetas kembali plot jahat mereka di bagian lain kawasan ini atau dalam bentuk lain.
Ucapan Khamenei datang sebagai tanggapan terhadap seorang Jenderal Militer Iran senior, yang mengumumkan pada hari Selasa bahwa kekalahan terakhir dari militan ISIS di Irak dan Suriah dan memberi selamat kepada Pemimpin Agung Iran atas kemenangan tersebut.
Mayjen Qassem Soleimani, Panglima Pasukan Quds Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC), pada hari Selasa memuji kemenangan besar atas ISIS tersebut.
Dia mengatakan bahwa kemenangan terakhir dicapai berkat kepemimpinan hati-hati Khamenei dan pengorbanan semua pejuang perlawanan di Irak dan Suriah.
Menyatakan kemenangan penuh atas kelompok teror terkenal, dia mengatakan bahwa angkatan bersenjata di Irak dan Suriah, yang didukung oleh kelompok-kelompok populer dan penasihat militer Iran, telah berhasil membasmi militan ISIS dari markas terakhir mereka di kedua negara.
Dia juga memuji apa yang dia sebut keteguhan negara-negara Irak, Suriah, pemerintahan, tentara dan pasukan populer sepanjang pertempuran anti-terorisme.
Soleimani juga mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada gerakan Syiah Hizbullah Lebanon karena “kehadirannya yang kuat” dan peran penting yang dimainkannya di medan perang melawan teroris di Suriah.
Dia mengatakan laporan awal memperkirakan bahwa kerusakan yang disebabkan oleh militan IS di kedua negara tersebut berjumlah setidaknya $ 500 miliar.
Source : Middle East Monitor
0 Komentar